kubet – Strategi Pemilik Baru MotoGP, Bakal Ekspos Kehidupan Pebalap

MotoGP tengah memasuki era baru setelah resmi diakuisisi oleh perusahaan asal Amerika Serikat, Liberty Media.
Perubahan besar ini turut diiringi dengan strategi pemasaran yang lebih segar, salah satunya melalui kehadiran Kelly Brittain sebagai kepala divisi pemasaran MotoGP.
Selama enam bulan terakhir, Brittain telah melakukan perombakan di struktur pemasaran MotoGP. Tujuannya jelas, membawa olahraga balap motor ini lebih dekat ke penggemar global dengan pendekatan yang lebih modern.

Langkah ini mengingatkan pada transformasi Formula 1 yang juga dilakukan Liberty Media beberapa tahun lalu, dan kini menjadi acuan banyak pihak dalam mengelola olahraga berbasis hiburan.
“Kesuksesan F1 tidak terjadi karena satu hal saja. Ada strategi konten yang kuat, kisah-kisah menarik dari para pebalap, dan tentu saja, momentum yang pas lewat serial Drive to Survive,” ujar Brittain, dikutip dari Speedweek, Selasa (8/7/2025).
Meski F1 berhasil meraih popularitas global melalui serial dokumenter Netflix, Brittain menegaskan bahwa MotoGP tidak perlu meniru format yang sama.
“Kita tidak perlu membuat ‘Ride to Survive’. MotoGP sudah memiliki banyak cerita menarik. Yang kita butuhkan adalah menyampaikannya dengan lebih baik,” ucapnya.

Menurut Brittain, selama ini, para penonton lebih mengenal para pebalap lewat aksi di lintasan, bukan dari sisi kepribadian atau kehidupan di luar balapan.
“Kalau kita tahu siapa mereka di balik helm, maka penonton akan merasa lebih terhubung. Orang ingin mendukung seseorang yang mereka kenal, bukan hanya karena kecepatan atau keterampilan balapnya,” tambah dia.
Brittain menekankan bahwa strategi pemasaran MotoGP ke depan tidak hanya mengejar angka penonton semata. Melainkan membangun hubungan yang kuat antara olahraga dan penggemarnya.
“Kami tidak ingin membeli fans. Kami ingin mereka datang karena memang tertarik, lalu bertahan karena merasa terhubung dengan olahraga ini,” ujarnya.
Bagi Brittain, orang yang hanya mengikuti MotoGP lewat media sosial atau membaca berita tetap memiliki nilai.
“Yang penting adalah keterlibatan. Engagement datang dalam banyak bentuk,” ujarnya.